BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menurut Dra.Kartini Kartono dalam psikologi anak: ”Psikologi
perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang
dimulai dengan periode masa bayi,anak pemain,anak sekolah,masa remaja,sampai
periode adolesens menjelang dewasa.” [1]
Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai
usia dewasa meliputi tindakan dari bayi,pra operasi,operasi kongkrit dan
operasi formal.proses dibentuknya setiap struktur yang lebih komples ini adalah
asimilasi dan akomodasi yang diatur oleh ekuilibrasi
Teori Interaksionisme bahwa menurut teori ini perkembangan jiwa
atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dangan
lingkugannya.maksudnya,perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan
perkembangan yang wajar melainkan ditentukan interaksi budaya.pengaruh yang
datang dari pengalaman dalam berinteraksi budaya,serta dari penanaman
nilai-nilai lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu diharapkan mencapai
suatu stadium yang disebut ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi pada diri anak.[2]
B.Rumusan
Masalah
1.Apa
yang disebut dengan Teori Belajar Sosial ?
2.Apa
yang disebut dengan Teori Ekologi ?
C.Tujuan
1.
Untuk Mengetahui pengertian dari Teori Belajar Sosial
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Belajar Sosial
Teori
belajar sosial ialah pandangan para pakar psikologi yang menekankan
perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan.Teori belajar sosial atau disebut juga teori Observasi atau Teori
Belajar Model.Teori Belajar ini relatif masih baru dibandingkan teori-teori
belajar lainnya dan merupakan perluasan dari teori pelaku (Behavioristik).teori
belajar ini dikembangkan oleh Albert Bandulan (1986).Banduran Bandura memandang Perilaku individu
tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga
akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif individu itu sendiri[5]
Prinsip dasar belajar hasil temuan
Banduran termasuk belajar sosial dan moral.menurut Barlow (1985), sebagian
besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh perilaku (modeling).pendekatan teori belajar sosial
terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning
dan immitation. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang
prosedur-prsedur belajar sosial sebagai berikut.[6]
Conditioning.Menurut
prinsip-prinsip kondisioning,prosedur belajar dalam mengembangkan perlaku sosial dan moral pada
dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya,yakni dengan rewed (ganjaran
atau memberi hadiah atau mengganjar) dan punishent (hukuman).dasar
pemikirannya ialah sekali seorang siswa mempelajari perbedaan antara perilaku
yang menghasilkan ganjaran dengan perilaku yang mengakibatkan hukuman,ia senantiasa
berpikir dan memutuskan perilaku sosial tertentu yang perlu ia perbuat.
Imitation.Prosedur
lain yang penting dan menjadi bagian yang intergal dengan prosedur-prosedur
belajar menurut teori sosial learning,ialah proses imitasi atau peniruan .dalam
hal ini,orangtua dan guru seyogyanya memainkan peran penting sebagai model atau
tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.[7]
Teori belajar sosial ini menerima sebagian besar dari prinsip –
prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak
penekanan pada kesan dan isyarat –
isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal. Dalam
pandangan belajar sosial “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan –
kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus
lingkungan.
Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan
– lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan,lingkungan –
lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya
sendiri. Menurut Bandura,“sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan
secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran
sosial adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Seperti pendekatan teori
pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada
penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar dari pada tingkah
laku manusia adalah diperoleh dari dalam
diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah
laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori sebelumnya kurang memberi perhatian
pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan
bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain.
Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku
orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai
model bagi dirinya.[8]
Untuk mengetahui teori-teori belajar yang telah dikemukakan oleh
para ahli,akan dikemukakan dalam pembahasan berikut
1.Teori
belajar menurut ilmu jiwa daya
Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia.manusia hanya
memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan
ketika dipergunakan untuk sesuatu hak.daya-daya itu misalnya daya mengenal,daya
mengingat,daya berfikir,daya fantasi dan sebagainya.
Pengaruh teori ini dalam belajar adalah ilmu pengatahuan yang
didapat hanyalah bersifat hafalan-hafalan belaka.penguasaan bahan yang bersifat
hafalan biasanya jauh dari pegertian.walaupun begitu, teori ini dapat
dipergunakan untuk menghafal rumus, dalil, tahun,kata-kata asing,dan sebagainya
2.Teori
Tanggapan
Teori tanggapan adalah suatu teori belajar yang menentang teori
belajar yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya.menurut hebart teori yang
dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah,sebab psikologi daya tidak dapat
menerangkan kehidupan jiwa.oleh karena itu,hebart mengajukan terorinya,yaitu
teori tanggapan.menurutnya unsur jiwa yang paling sederhana adalah tanggapan
3.Teori
Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh kaffa dan
kohler dari jerman.teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari
bagian-bagian.sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh
keseluruhan.dalam belajar, menurut gestalt yang terpenting adalah penyesuaian
pertama yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat.
Teori gestalt mempunyai beberapa perinsip-perinsip belajar yaitu
a.
Belajar berdasarkan keseluruhan
b.
Belajar adalah suatu proses perkembangan
c.
Anak didik sebagai organisme keseluruhan
d.
Terjadi transfer
e.
Belajar adalah reorganisasi pengalaman
f.
Belajar harus dengan insight
g.
Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,keinginan,dan
tujuan
h.
Belajar berlangsung terus-menerus
4.Teori
Belajar Dari R.Gagne
Dalam masalah belajar,gagne memberikan dua definisi
a.
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengatahuan,keterampilan,kebiasaan,dan tingkah laku
b.
Belajar adalah pengatahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
instruksi
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domainds of learning,yaitu
sebagai berikut ini
a.
Keterampilan motoris (motr skill)
b. Informasi
verbal
c. Kemampuan
intelektual
d. Strategis
kognitif
e.
Sikap
5.Teori
Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori asosiasi disebut juga teori sarbon.sarbon singkatan dari
stimulus,respons dan bond.stimulus berarti rangsangan,respons berarti
tanggapan,dan bond berarti dihubungkan.rangsangan diciptakan untuk memunculkan
tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.
Teori asosiasi berperinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri
dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.penyatuan bagian-bagian
melahirkan konsep keseluruhan.misalnya sepeda.konsep sepeda dilahirkan untuk
kendaraan roda dua tanpa mesin bermula dari sekumpulan bagian-bagian yang
dirangkai menjadi satu kesatuan komponen yang bersistem,menurut fungsi dan
peranannya masing-masing.bagian-bagian yang membentuk konsep sepeda itu
diantaranya adalah pedal,setang,lonceng,rem,ban luar dan dalam,tempat duduk dan
jari-jari,lampu, dan rantai.
Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat terkenal
,yaitu
1.Teori
konektionisme dari thorndike
Namun perlu disadari bahwa setiap teori belajar selalu tersimpan
kelemahan di dalam kelebihannya.bagi pemakai teori-teori belajar diharapkan
memahami kelemahan dan kelebihan teori-teori belajar yang ada agar dapat
mengusahakan apa yang seharusnya dilakukan dalam perbuatan belajar.
2.2 Kelemahan Dan
Kelebihan Teori Belajar Sos ial
A.Kelemahan Teori Belajar Sosial (Teori
Albert Banduran)
Teori pembelajaran Sosial Bandura
sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena,
teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu
yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia
belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling
), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini
juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak
diterima dalam masyarakat.
Kelebihan Teori Belajar Sosial (Teori
Albert Bandura)
Teori Albert Bandura lebih lengkap
dibandingkan teori belajar lainnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan
perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura
memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R
bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara
lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social
lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan
imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak,
faktor social dan kognitif
BAB 3
Kesimpulan
3.1.Teori
Belajar Sosial
Teori belajar sosial ialah pandangan para pakar psikologi
yang menekankan perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci
dalam perkembangan.Teori belajar sosial atau disebut juga teori Observasi
atau Teori Belajar Model.Teori Belajar ini relatif masih baru dibandingkan
teori-teori belajar lainnya dan merupakan perluasan dari teori pelaku
(Behavioristik). teori belajar ini dikembangkan oleh Albert Bandulan (1986).
menurut Barlow (1985), sebagian
besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh perilaku (modeling).pendekatan teori belajar sosial
terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning
dan immitation.
Conditioning.Menurut prinsip-prinsip kondisioning,prosedur
belajar dalam mengembangkan perlaku sosial dan moral pada
dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam
mengembangkan perilaku-perilaku
lainnya,yakni dengan rewed (ganjaran atau memberi hadiah atau
mengganjar) dan punishent (hukuman).
Imitation, ialah
proses imitasi atau peniruan .dalam hal ini,orangtua dan guru seyogyanya
memainkan peran penting sebagai model atau tokoh yang dijadikan contoh
berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
teori pembelajaran sosial
berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar
dari pada tingkah laku manusia adalah
diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan
bagaimana tingkah laku berkembang.
Teori belajar sosial ini menerima sebagian besar dari prinsip –
prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak
penekanan pada kesan dan isyarat –
isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal.
Teori belajar sosial menekankan
bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara
kebetulan,lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang
itu melalui perilakunya sendiri
3.2 Kelemahan
Dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
A.Kelemahan
Teori Belajar Sosial (Teori Albert Banduran)
Teori
pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori
behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai
peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu
juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui
peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan
teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk
perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Kelebihan
Teori Belajar Sosial (Teori Albert Bandura)
Teori
Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar lainnya , karena itu
menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system
kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata –
mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul
akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social
lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan
imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak,
faktor social dan kognitif.
3.3.Teori Ekologi
A.Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari oikos yaitu habitat dan
logos yang artinya ilmu jadi,ekologi adalah ilmu yang mempelajari habitat atau
lingkungan. Ekologi adalah cabang sains yang mengkaji habitat dan interaksi di
antara benda hidup dengan alam sekitar.
Menurut
Urie Bronfenbrenner yang berparadigma lingkungan menyatakan bahwa perilaku
seseorang tidak berdiri sendiri,melainkan ada dampak dari interaksi orang yang
bersangkutan dengan lingkungan diluarnya.
B.Teori
Ekologi
Teori
Ekologi(ecological theory) adalah pandangan sosio kultural tentang
perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan
interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agent) yang
berkembang baik hingga masukkan kebudayaan yang berbasisis luas. ke lima sistem
dalam teori ekologis Bronfenbrenner ialah Mikrosistem, mesosistem, ekosiistem, Makrosistem,
dan Kronosistem.
a. Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi
keluarga,guru,individu,teman-teman sebaya.sekolah,lingkungan dan sebagainya
yang sehari-hari ditemui anak.
b. Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor
dalam sistem mikro meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau beberapa
konteks misal,hubungan
orangtua-guru, orangtua-teman, antar teman, guru-teman.
c. Ekosistem dalam teori Bronfrenbrenner dilibatkan ketika
pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain (dimana individu tidak
memiliki peran yang aktif)mempengaruhi apa yang individu alami dalam
konteks yang dekat.sederhananya ekosistem melibatkan pengalaman individu yang
tak memiliki peran aktif didalamnya.
d. Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup.ketika diketahui
kebudayaan mengacu pada pola prilaku,keyakinan,dan semua produk lain dari
sekolompok manusia yang diteruskan dari generasi.
e.
Kronosistem meliputi pemulaan
peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.
Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak.
Teori
ekologi mempelajari interelasi antar manusia dan lingkungannya.ada empat
struktur dasar dalam konsep tersebut,yakni sistem mikro,meso,exo,dan makro.
a. mikro adalah keluarga dan
hubungan antara anggota keluarga.
b. apabila anak mnjadi lebih
besar dan bersekolah maka ia berada dalam sistem meso.
c. sistem exo adalah setting
di mana anak tidak
berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan
orang tua,teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyrakat
lain.
d. sistem makro berbicara tentang budaya,gaya hidup dan masyarakat tempat anak
berada.
Semua sistem tersebut
saling mempengaruhi dan berdampak terhadap berbagai perubahan dalam
perkembangan anak.oleh karena itu,seluruh komponen sistem berpengaruh terhadap
pengasuhan (nurturing) dan pendidikan anak secara holistik
[1] Drs.H.Abu Ahmadi,Drs.Munawar sholeh,Psikologi perkembangan,Pt
rineka cipta,Jakarta,2005 hlm.3
[2] Ibid Hlm.23
BAB 3
Kesimpulan
3.1.Teori
Belajar Sosial
Teori belajar sosial ialah pandangan para pakar psikologi
yang menekankan perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci
dalam perkembangan.Teori belajar sosial atau disebut juga teori Observasi
atau Teori Belajar Model.Teori Belajar ini relatif masih baru dibandingkan
teori-teori belajar lainnya dan merupakan perluasan dari teori pelaku
(Behavioristik). teori belajar ini dikembangkan oleh Albert Bandulan (1986).
menurut Barlow (1985), sebagian
besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh perilaku (modeling).pendekatan teori belajar sosial
terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning
dan immitation.
Conditioning.Menurut prinsip-prinsip kondisioning,prosedur
belajar dalam mengembangkan perlaku sosial dan moral pada
dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam
mengembangkan perilaku-perilaku
lainnya,yakni dengan rewed (ganjaran atau memberi hadiah atau
mengganjar) dan punishent (hukuman).
Imitation, ialah
proses imitasi atau peniruan .dalam hal ini,orangtua dan guru seyogyanya
memainkan peran penting sebagai model atau tokoh yang dijadikan contoh
berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
teori pembelajaran sosial
berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar
dari pada tingkah laku manusia adalah
diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan
bagaimana tingkah laku berkembang.
Teori belajar sosial ini menerima sebagian besar dari prinsip –
prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak
penekanan pada kesan dan isyarat –
isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal.
Teori belajar sosial menekankan
bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara
kebetulan,lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang
itu melalui perilakunya sendiri
3.2 Kelemahan
Dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
A.Kelemahan
Teori Belajar Sosial (Teori Albert Banduran)
Teori
pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori
behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai
peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu
juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui
peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan
teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk
perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Kelebihan
Teori Belajar Sosial (Teori Albert Bandura)
Teori
Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar lainnya , karena itu
menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system
kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata –
mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul
akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social
lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan
imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak,
faktor social dan kognitif.
3.3.Teori Ekologi
A.Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari oikos yaitu habitat dan
logos yang artinya ilmu jadi,ekologi adalah ilmu yang mempelajari habitat atau
lingkungan. Ekologi adalah cabang sains yang mengkaji habitat dan interaksi di
antara benda hidup dengan alam sekitar.
Menurut
Urie Bronfenbrenner yang berparadigma lingkungan menyatakan bahwa perilaku
seseorang tidak berdiri sendiri,melainkan ada dampak dari interaksi orang yang
bersangkutan dengan lingkungan diluarnya.
B.Teori
Ekologi
Teori
Ekologi(ecological theory) adalah pandangan sosio kultural tentang
perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan
interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agent) yang
berkembang baik hingga masukkan kebudayaan yang berbasisis luas. ke lima sistem
dalam teori ekologis Bronfenbrenner ialah Mikrosistem, mesosistem, ekosiistem, Makrosistem,
dan Kronosistem.
a. Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi
keluarga,guru,individu,teman-teman sebaya.sekolah,lingkungan dan sebagainya
yang sehari-hari ditemui anak.
b. Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor
dalam sistem mikro meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau beberapa
konteks misal,hubungan
orangtua-guru, orangtua-teman, antar teman, guru-teman.
c. Ekosistem dalam teori Bronfrenbrenner dilibatkan ketika
pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain (dimana individu tidak
memiliki peran yang aktif)mempengaruhi apa yang individu alami dalam
konteks yang dekat.sederhananya ekosistem melibatkan pengalaman individu yang
tak memiliki peran aktif didalamnya.
d. Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup.ketika diketahui
kebudayaan mengacu pada pola prilaku,keyakinan,dan semua produk lain dari
sekolompok manusia yang diteruskan dari generasi.
e.
Kronosistem meliputi pemulaan
peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.
Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak.
Teori
ekologi mempelajari interelasi antar manusia dan lingkungannya.ada empat
struktur dasar dalam konsep tersebut,yakni sistem mikro,meso,exo,dan makro.
a. mikro adalah keluarga dan
hubungan antara anggota keluarga.
b. apabila anak mnjadi lebih
besar dan bersekolah maka ia berada dalam sistem meso.
c. sistem exo adalah setting
di mana anak tidak
berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan
orang tua,teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyrakat
lain.
d. sistem makro berbicara tentang budaya,gaya hidup dan masyarakat tempat anak
berada.
Semua sistem tersebut
saling mempengaruhi dan berdampak terhadap berbagai perubahan dalam
perkembangan anak.oleh karena itu,seluruh komponen sistem berpengaruh terhadap
pengasuhan (nurturing) dan pendidikan anak secara holistik
[1] Drs.H.Abu Ahmadi,Drs.Munawar sholeh,Psikologi perkembangan,Pt
rineka cipta,Jakarta,2005 hlm.3
[2] Ibid Hlm.23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar