Minggu, 04 Desember 2016

TeoriBelajarSosial




BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Menurut Dra.Kartini Kartono dalam psikologi anak: ”Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi,anak pemain,anak sekolah,masa remaja,sampai periode adolesens menjelang dewasa.” [1]
Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasa meliputi tindakan dari bayi,pra operasi,operasi kongkrit dan operasi formal.proses dibentuknya setiap struktur yang lebih komples ini adalah asimilasi dan akomodasi yang diatur oleh ekuilibrasi
Teori Interaksionisme bahwa menurut teori ini perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dangan lingkugannya.maksudnya,perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang wajar melainkan ditentukan interaksi budaya.pengaruh yang datang dari pengalaman dalam berinteraksi budaya,serta dari penanaman nilai-nilai lewat pendidikan (disebut transmisi sosial) itu diharapkan mencapai suatu stadium yang disebut ekuilibrasi yakni keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi pada diri anak.[2]
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang disebut dengan Teori Belajar Sosial ?
2.Apa yang disebut dengan Teori Ekologi ?
C.Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Teori Belajar Sosial
2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Teori Ekologi





 

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Teori Belajar Sosial
            Teori belajar sosial ialah pandangan para pakar psikologi yang menekankan  perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan.Teori belajar sosial atau disebut juga teori Observasi atau Teori Belajar Model.Teori Belajar ini relatif masih baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya dan merupakan perluasan dari teori pelaku (Behavioristik).teori belajar ini dikembangkan oleh Albert Bandulan (1986).Banduran Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri[5]
            Prinsip dasar belajar hasil temuan Banduran termasuk belajar sosial dan moral.menurut Barlow (1985), sebagian besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning dan immitation. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang prosedur-prsedur belajar sosial sebagai berikut.[6]
      Conditioning.Menurut prinsip-prinsip kondisioning,prosedur belajar  dalam  mengembangkan perlaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam  mengembangkan perilaku-perilaku  lainnya,yakni dengan rewed (ganjaran atau memberi hadiah atau mengganjar) dan punishent (hukuman).dasar pemikirannya ialah sekali seorang siswa mempelajari perbedaan antara perilaku yang menghasilkan ganjaran dengan perilaku yang mengakibatkan hukuman,ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku sosial tertentu yang  perlu ia perbuat.
      Imitation.Prosedur lain yang penting dan menjadi bagian yang intergal dengan prosedur-prosedur belajar menurut teori sosial learning,ialah proses imitasi atau peniruan .dalam hal ini,orangtua dan guru seyogyanya memainkan peran penting sebagai model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.[7]
      Teori belajar sosial  ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan  isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal. Dalam pandangan belajar sosial “ manusia “ itu tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus – stimulus lingkungan.
 Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan,lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura,“sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”. Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan (modelling), dan  pemodelan  ini merupakan salah satu  langkah  paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar dari pada tingkah laku  manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu  melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam  hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.[8]
Untuk mengetahui teori-teori belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli,akan dikemukakan dalam pembahasan berikut
1.Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia.manusia hanya memanfaatkan  semua daya itu dengan cara  melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika dipergunakan untuk sesuatu hak.daya-daya itu misalnya daya mengenal,daya mengingat,daya berfikir,daya fantasi dan sebagainya.
Pengaruh teori ini dalam belajar adalah ilmu pengatahuan yang didapat hanyalah bersifat hafalan-hafalan belaka.penguasaan bahan yang bersifat hafalan biasanya jauh dari pegertian.walaupun begitu, teori ini dapat dipergunakan untuk menghafal rumus, dalil, tahun,kata-kata asing,dan sebagainya
2.Teori Tanggapan
Teori tanggapan adalah suatu teori belajar yang menentang teori belajar yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya.menurut hebart teori yang dikedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiah,sebab psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa.oleh karena itu,hebart mengajukan terorinya,yaitu teori tanggapan.menurutnya unsur jiwa yang paling sederhana adalah tanggapan
3.Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh kaffa dan kohler dari jerman.teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian.sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.dalam belajar, menurut gestalt yang terpenting adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat.
Teori gestalt mempunyai beberapa perinsip-perinsip belajar yaitu
a.       Belajar berdasarkan keseluruhan
b.      Belajar adalah suatu proses perkembangan
c.       Anak didik sebagai organisme keseluruhan
d.      Terjadi transfer
e.       Belajar adalah reorganisasi pengalaman
f.       Belajar harus dengan insight
g.      Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,keinginan,dan tujuan
h.      Belajar berlangsung terus-menerus
4.Teori Belajar Dari R.Gagne
Dalam masalah belajar,gagne memberikan dua definisi
a.       Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengatahuan,keterampilan,kebiasaan,dan tingkah laku
b.      Belajar adalah pengatahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domainds of learning,yaitu sebagai berikut ini
a.      Keterampilan motoris (motr skill)
b.      Informasi verbal
c.       Kemampuan intelektual
d.      Strategis kognitif
e.      Sikap
5.Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori asosiasi disebut juga teori sarbon.sarbon singkatan dari stimulus,respons dan bond.stimulus berarti rangsangan,respons berarti tanggapan,dan bond berarti dihubungkan.rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.
Teori asosiasi berperinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.penyatuan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.misalnya sepeda.konsep sepeda dilahirkan untuk kendaraan roda dua tanpa mesin bermula dari sekumpulan bagian-bagian yang dirangkai menjadi satu kesatuan komponen yang bersistem,menurut fungsi dan peranannya masing-masing.bagian-bagian yang membentuk konsep sepeda itu diantaranya adalah pedal,setang,lonceng,rem,ban luar dan dalam,tempat duduk dan jari-jari,lampu, dan rantai.
Dari aliran ilmu jiwa asosiasi ada dua teori yang sangat terkenal ,yaitu
1.Teori konektionisme dari thorndike
2.Teori Conditioning dari Iva P.Pavlov
Namun perlu disadari bahwa setiap teori belajar selalu tersimpan kelemahan di dalam kelebihannya.bagi pemakai teori-teori belajar diharapkan memahami kelemahan dan kelebihan teori-teori belajar yang ada agar dapat mengusahakan apa yang seharusnya dilakukan dalam perbuatan belajar.
2.2 Kelemahan Dan Kelebihan Teori Belajar Sos        ial
A.Kelemahan Teori Belajar Sosial (Teori Albert Banduran)
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Kelebihan Teori Belajar Sosial (Teori Albert Bandura)
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar lainnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif





BAB 3
Kesimpulan
3.1.Teori Belajar Sosial
            Teori belajar sosial ialah pandangan para pakar psikologi yang menekankan  perilaku, lingkungan dan kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan.Teori belajar sosial atau disebut juga teori Observasi atau Teori Belajar Model.Teori Belajar ini relatif masih baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya dan merupakan perluasan dari teori pelaku (Behavioristik). teori belajar ini dikembangkan oleh Albert Bandulan (1986).
            menurut Barlow (1985), sebagian besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning dan immitation.
            Conditioning.Menurut prinsip-prinsip kondisioning,prosedur belajar  dalam  mengembangkan perlaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam  mengembangkan perilaku-perilaku  lainnya,yakni dengan rewed (ganjaran atau memberi hadiah atau mengganjar) dan punishent (hukuman).
            Imitation, ialah proses imitasi atau peniruan .dalam hal ini,orangtua dan guru seyogyanya memainkan peran penting sebagai model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa.
            teori pembelajaran sosial berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar dari pada tingkah laku  manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang.
            Teori belajar sosial  ini menerima sebagian besar dari prinsip – prinsip teori – teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan  isyarat – isyarat perubahan perilaku, dan pada proses – proses mental internal.
            Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan,lingkungan – lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri
3.2 Kelemahan Dan Kelebihan Teori Belajar Sosial
A.Kelemahan Teori Belajar Sosial (Teori Albert Banduran)
Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
Kelebihan Teori Belajar Sosial (Teori Albert Bandura)
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar lainnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.
3.3.Teori Ekologi
A.Pengertian Ekologi
          Ekologi berasal dari oikos yaitu habitat dan logos yang artinya ilmu jadi,ekologi adalah ilmu yang mempelajari habitat atau lingkungan. Ekologi adalah cabang sains yang mengkaji habitat dan interaksi di antara benda hidup dengan alam sekitar.
            Menurut Urie Bronfenbrenner yang berparadigma lingkungan menyatakan bahwa perilaku seseorang tidak berdiri sendiri,melainkan ada dampak dari interaksi orang yang bersangkutan dengan lingkungan diluarnya.
            B.Teori Ekologi
            Teori Ekologi(ecological theory) adalah pandangan sosio kultural tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agent) yang berkembang baik hingga masukkan kebudayaan yang berbasisis luas. ke lima sistem dalam teori ekologis Bronfenbrenner ialah Mikrosistem, mesosistem, ekosiistem, Makrosistem, dan Kronosistem.
a.       Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi keluarga,guru,individu,teman-teman sebaya.sekolah,lingkungan dan sebagainya yang sehari-hari ditemui anak.
b.       Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks misal,hubungan orangtua-guru, orangtua-teman, antar teman, guru-teman.
c.       Ekosistem dalam teori Bronfrenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain (dimana individu tidak memiliki peran yang aktif)mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat.sederhananya ekosistem melibatkan pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif didalamnya.
d.      Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup.ketika diketahui kebudayaan mengacu pada pola prilaku,keyakinan,dan semua produk lain dari sekolompok manusia yang diteruskan dari generasi.
e.       Kronosistem meliputi pemulaan peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak.

            Teori ekologi mempelajari interelasi antar manusia dan lingkungannya.ada empat struktur dasar dalam konsep tersebut,yakni sistem mikro,meso,exo,dan makro.
a.    mikro adalah keluarga dan hubungan antara anggota keluarga.
b.    apabila anak mnjadi lebih besar dan bersekolah maka ia berada dalam sistem meso.
c.    sistem exo adalah setting di mana anak tidak berpartisipasi aktif tetapi terkena pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua,teman dan tempat kerja orang tua serta berbagai lingkungan masyrakat lain.
d.   sistem makro berbicara tentang budaya,gaya hidup dan masyarakat tempat anak berada.
           
            Semua sistem tersebut saling mempengaruhi dan berdampak terhadap berbagai perubahan dalam perkembangan anak.oleh karena itu,seluruh komponen sistem berpengaruh terhadap pengasuhan (nurturing) dan pendidikan anak secara holistik






[1] Drs.H.Abu Ahmadi,Drs.Munawar sholeh,Psikologi perkembangan,Pt rineka cipta,Jakarta,2005 hlm.3
[2] Ibid Hlm.23
[5]John W. Satrock,.Psikologi Pendidikan, edisi kedua.Jakarta,2007 hal 78
[6] Desmita, Psikologi Perkembangan, hlm 55
[7] John W. Satrock,Psikologi Pendidikan edisi kedua,(Jakarta)Hal 57
[8] Ibid,hal 79


Tidak ada komentar:

Posting Komentar